ANAK AUTIS 12 TAHUN MENGALAHKAN EINSTEIN SETARA DOCTOR
Hampir rata-rata orang akan menyebut Albert Einstein sebagai orang paling
jenius sedunia. Namun anggapan itu mungkin akan berubah karena sekarang ada
anak berusia 12 tahun yang memiliki IQ lebih tinggi dari Einstein, yaitu Jacob
Barnett, yang memiliki IQ 170. Einstein, sang penemu teori relativitas,
memiliki IQ 160.
Memang ada
anak yang disebut-sebut memiliki IQ lebih tinggi dari itu mulai yang ber-IQ 180
hingga lebih dari 190. Namun Jacob Barnett berbeda. Dalam usianya yang masih
remaja tanggung ini, Barnett bahkan sudah siap memecahkan teori relativitas
Einstein.
Kedua orangtua Barnett pada awalnya khawatir karena sifat anaknya yang berbeda.
Ia pendiam, tak pernah bicara, tak berani menatap mata lawan bicaranya. Setelah
memeriksakan anaknya ke dokter, akhirnya diketahui kalau Barnett mengalami
sindrom Aspergers, bentuk ringan dari autis. "Saya khawatir dia tak bisa
mengatakan ‘I love you' pada kami sebagai orangtuanya," ujar
Kristine Barnett, sang ibu.
Setelah didiagnosis seperti itu orangtuanya kemudian melakukan terapi anak
autis seperti anak-anak lainnya untuk menolong perkembangannya. Mereka
membiarkan anaknya fokus pada apa yang disukainya. Ternyata Barnett menyukai
dunia astronomi. Pada usia 3 tahun ia sudah menyukai buku-buku tentang
perbintangan itu.
Pada suatu kali saat ia diajak ke planetorium Holcomb Observatory di Butler
University, Indiana, AS, seorang pemandu di sana bertanya pada pengunjung,
kenapa bulan-bulan yang mengelilingi Mars bentuknya seperti kentang tak ada
yang benar-benar bulat.
Jacob lalu berdiri dan bertanya, "Maaf, sebesar apa bulan-bulan yang
mengelilingi Mars?" Setelah dijawab pemandu, Jacob menyebutkan bahwa itu
karena gaya gravitasinya. Karena gravitasi bulan-bulan itu cukup besar maka
gaya gravitasi itu tak bisa menariknya menjadi berbentuk bulat.
Kesehariannya Jacob memang aneh. Di rumahnya ia sering mengambil pensil dan
menulisi setiap kertas yang kosong hingga penuh. Kalau tak begitu ia mengambil
spidol dan menulis di papan tulis yang sengaja dipasang di rumahnya hingga
penuh tulisan. Kaca-kaca jendela rumah juga penuh oleh tulisan-tulisannya yang
berupa rumus-rumus yang tak dipahami orangtuanya. Lantai ruang tengah juga
sering ia gambari dengan bentuk geometrik yang detail.
Selain itu ia bisa menyelesaikan puzzle yang terdiri dari 5000 potong dengan
cepat. Pernah suatu kali disuruh menghapal nama-nama jalan di satu negara
bagian di AS. Dan ternyata ia bisa menghapalnya dengan cepat. Bahkan ia bisa
membacakan konstanta pi (22/7) dengan 70 digit di belakang koma.
Mengenai tulisan-tulisan yang sering ia buat di kaca jendela dan papan tulis,
semula kedua orangtuanya hanya melihatnya sebagai paduan angka dan huruf yang
ditulis sembarang. Namun mereka penasaran juga. Akhirnya membawa videonya ke
Institute for Advanced Study di dekat Princeton University, satu lembaga
pendidikan terkenal di dunia. Seorang ilmuwannya bernama Professor Scott
Tremaine kaget melihat teori-teori yang dibuat Jacob. "Saya terkesan. Teori
yang dibuat Jacob itu teori yang sulit dipecahkan baik di bidang astrofisika
maupuan teori fisika," kata Tremaine. Ia malah menyebutkan, jika seseorang
bisa memecahkannya, ia pasti berhak menerima hadiah Nobel.
Seorang psikolog yang menangani Jacob juga memberikan pendapat yang kurang
lebih sama. "Minat keilmuan saya berbeda dengan Jacob. Tetapi ia
memerlukan instruktur yang lebih tinggi di bidang matematika, ya, semacam di
atas tingkat master. Kemampuannya dalam bidang matematika hanya bisa diimbangi
oleh mereka yang ada di tingkat doktoral baik di bidang matematika, fisika,
astronomi, dan astrofisika," tutur Carl S. Hale, sang psikolog.
Kristine, sang ibu, kaget mendengar penuturan itu. Ia tahu Jacob jenius. Tapi
kalau kejeniusannya setingkat doktor, ia tak bisa membayangkannya. Akhirnya
Jacob, yang memiliki IQ 170 itu, dimasukkan untuk kuliah di Indiana
University-Purdue University Indianapolis (IUPUI) pada saat usianya baru
menginjak 12 tahun. Dengan IQ setinggi itu Jacob sudah melebihi IQ Albert
Einstein yang sebesar 160. Mungkinkah dia pengganti Einstein dan memecahkan
teori relativitas Einstein?
Komentar
Posting Komentar