Garis Lintang
A. Pengertian
Garis lintang
yang berbeda menunjukan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang
secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan
bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.
Garis
lintang akan berpengaruh terhadap keadaan cuaca dan iklim suatu Negara.
Dalam geografi,
garis lintang adalah garis khayal yang digunakan untuk menentukan lokasi di
Bumi terhadap garis khatulistiwa (utara atau selatan). Posisi lintang biasanya
dinotasikan dengan simbol huruf Yunani φ. Posisi lintang merupakan penghitungan
sudut dari 0° di khatulistiwa saDalam bahasa Indonesia lintang di sebelah utara
khatulistiwa diberi nama Lintang Utara (LU), demikian pula lintang di sebelah
selatan khatulistiwa diberi nama Lintang Selatan (LS). Nama-nama ini tidak
dijumpai dalam bahasa Inggris. Lintang Utara Lintang Selatan menyatakan
besarnya sudut antara posisi lintang dengan garis Khatulistiwa. Garis
Khatulistiwa sendiri adalah lintang 0 derajat.mpai ke +90° di kutub utara dan
-90° di kutub selatan.
Setiap derajat
lintang dibagi menjadi 60 menit (satu menit lintang mendekati satu mil laut
atau 1852 meter, yang kemudian dibagi lagi menjadi 60 detik. Untuk keakurasian
tinggi detik digunakan dengan pecahan desimal.
Lintang yang
cukup penting adalah Garis Balik Utara (23°27′ LU), Garis Balik Selatan (23°27′
LS), Lingkaran Arktik (66°33′ LU), dan Lingkaran Antarktik (66°33′ LS).
Hanya antara
kedua Garis Balik matahari dapat berada di zenith. Hanya di utara Lingkaran
Arktik atau selatan Lingkaran Antarktik matahari tengah malam dapat terjadi. Garis
lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim
matahari.
B. Pengaruh Terhadap Iklim
Berdasarkan letak
lintangnya, wilayah Indonesia berada di antara 6o LU – 11o LS. Hal ini
menyebabkan Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri:
a. memiliki curah hujan yang tinggi
b. memiliki hujan hutan tropis yang luas dan
memiliki nilai ekonomis yang tinggi
c. menerima penyinaran matahari sepanjang tahun
d. banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan
udara cukup tinggi.
C. Persebaran Flora dan fauna
Curah hujan yang
cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman.
Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan
saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai
paru-paru dunia.
Keberadaan hutan
tropis yang subur merupakan surga bagi aneka satwa, mulai dari berbagai jenis
hewan melata, mamalia, aneka ragam serangga sampai pada jenis burung. Faktor
yang memengaruhi persebaran flora dan fauna:
1. faktor bentang alam atau relief tanah,
2. faktor manusia dan faktor
tanah,
3. faktor iklim, mencakup curah hujan,
temperatur udara, angin, dan kelembapan udara.
D. Persebaran Flora
Beberapa jenis
tumbuhan ada yang bersifat endemik, yaitu jenis tumbuhan yang hanya terdapat di
Indonesia. Tumbuhan di Indonesia juga menunjukkan gejala cauliflora, yaitu
adanya bunga dan buah pada batang dan dahan, serta tidak pada pucuknya.
Misalnya belimbing,
durian, nangka, duku.
E. Persebaran Fauna
Fauna di
Indonesia menurut Alferd Weber dan Wallace di bagi menjadi tiga kelompok
sebagai berikut
· Fauna Asiatis, menempati wilayah Indonesia
bagian Barat. Wilayah ini meliputi pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Makasar
dan Selat Lombok. Jenis fauna Asiatis antara lain: harimau, gajah, badak, kera,
beruang dan tapir.
· Fauna Australiatis, menempati wilayah
Indonesia bagiam timur. Wilayah ini meliputi pulau Irian, Kepualauan Aru. Jenis
fauna Australitis antaralain burung cindrawasih, kasuari dan kanguru.
· Fauna peralihan, hewan yang berada di daerah
ini merupakan peralihan dari fauna Australistis dan Asiatis. Wilayahnya meliputi pulau Sulawesi, Kepulauan
Maluku, dan Nusa Tenggara. Jenis fauna peralihan antara lain burung kakaktua,
burung maleo, kus-kus, babi, rusa, anoa dan komodo.
Komentar
Posting Komentar